Penggalan lirik di atas menjadi salah satu pintu sukses yang kini diraih Opick, Alumni Profesional Angkatan Ke-16. Di jalur lagu-lagu religi, Opick telah mematri pijakan kiprahnya. Sebelum itu, lima kali ia mengeluarkan album rekaman, lima kali pula album itu ditolak pasar.
Lima belas tahun yang lalu, rambut panjang melebihi pinggang, serta grup band beraliran cadas menjadi ciri khas Opick. Timor Band, grup yang pernah dibentuknya bersama teman-temannya di Jember, mengeluarkan album perdana mereka berjudul Nyanyian Perjalanan. Album itu menuai protes dari banyak pihak karena liriknya menyinggung banyak orang.
Tak mau menyerah begitu saja, album berikutnya pun digarap. Namun, hingga album kelima, Dewi Fortuna belum juga berpihak pada mereka. Menurut perusahaan rekaman, liriknya sulit dimengerti orang. “Padahal, tema yang diangkat adalah tema sosial dan mengandung unsur kebaikan untuk masyarakat,” kata Opick kepada Nebula yang menemuinya awal September lalu di rumahnya di kawasan Cakung, Jakarta Timur.
Rabu siang itu, saat menerima Nebula, Opick baru saja menyelesaikan sesi wawancara dan foto dengan beberapa media cetak dan elektronik. Ia lalu mengajak Nebula ngobrol di studio mini miliknya di lantai atas. Di ruang itulah terlihat anak keempat dari lima bersaudara ini memang sangat suka bidang seni seperti: gambar, teater dan menyanyi.
Keahliannya menyanyi menurun dari Ibunya, Lili Soleha, seorang guru pesantren putri di Jember yang juga suka menyanyi. Opick sebetulnya disuruh “mondok”, alias sekolah di pesantren, oleh orangtuanya. Namun, ia merasa itu tidak sesuai dengan hatinya. Akhirnya, dipilihlah sekolah umum agar bisa bermain band dan menekuni seni bela diri. Alhamdulillah, Ibunya, membebaskan Opick untuk menekuni bidang itu. “Asalkan solat dan mengajinya tidak ditinggalkan,” kata Opick mengingat pesan Ibunya.
Opick juga menceritakan bahwa dirinya mulai nulis naskah drama saat usia sekolah dasar. Tidak hanya jadi penulis, sutradara bahkan jadi pemain pun dilakoninya. Penampilan pertamanya membuat semua guru dan penonton kagum. Padahal, adegan drama yang ditulisnya itu berisi sindiran untuk guru-gurunya. “Isi naskah sebenarnya mengolok-olok guru,” kata Opick seraya tertawa.
Tahun 1999, Opick mengajar seni bela diri atau olah tubuh di daerah Pulo Gadung Jakarta Timur. Kerja paruh waktu pun dilakukannya agar bisa bertahan hidup di Jakarta dan meraih impiannya. Di tempat mengajar itulah Opick mengenal dan menyukai Dian, salah satu muridnya. Pada 2002, ia menikahi Dian.
Hobinya menulis telah menggoreskan ratusan karya lirik lagu. Namun, tidak pernah terselip kata Tuhan dalam setiap bait lirik yang ditulisnya. Padahal, Opick kuat memegang teguh nilai-nilai agama.
Kehidupan perekonomian keluarganya belum juga berubah ke arah lebih baik. Hingga, Agus Idwar, mantan personil grup Nasyid Snada, memintanya beralih jenis musik yang lebih religi. Dengan berbagai pertimbangan, akhirnya, Opick mulai hijrah. Sorban dan baju koko jadi pilihan dalam penampilannya.
Tahun 2005 Opick menuai hasil. Debut album religi pertamanya, Istighfar, berhasil meraih dobel platinum dan terjual menembus angka 1 juta keping. Sukses itu diikuti album kedua, Semesta Bertasbih (2006), yang disertai dengan peluncuran bukunya, Opick, Oase Spiritual dalam Senandung.
Kesibukannya di luar rumah makin bertambah seiring dengan rilis album terbarunya, Ya Rahman, Agustus 2007. Belum lagi padatnya jadwal mengisi acara di bulan Ramadhan. Ketika
ditanya Nebula mengenai Idul Fitri yang paling berkesan tahun sebelumnya, Opick berkata, “Malam takbiran sendirian, saya jadi kebayang sama istri dan anak.”
Merayakan hari nan fitri sendirian di luar kota, memang tidak menyenangkan. Tapi Opick mengambil hikmahnya, “Betapa pentingnya keluarga,” katanya. Menurut dia, salah satu gambaran dari surga adalah kita berkumpul dengan orang-orang yang kita cintai.
Setelah mengikuti training ESQ, Opick makin merasa kecil di hadapan Ilahi Robbi. Sehingga keinginannya untuk berubah menjadi lebih baik, selalu muncul dalam dirinya. “Saya ingin lebih semangat, belajar dan belajar lagi,” katanya.
Sumber : Nebula
25 July 2008
NYANYIAN PERJALANAN SEORANG ROCKER
Label:
Bicara Alumni
Subscribe to:
Post Comments (Atom)











No comments:
Post a Comment